Masih ingat, saat di zaman internet buat ponsel belum populer, kita kebanyakan berkomunikasi menggunakan cara telepon atau SMS?
Ya, setelah internet mulai bisa digunakan di ponsel, komunikasi berkembang dengan menggunakan Yahoo! Messenger dan MXiT yang biasanya dipakai hanya untuk berkirim pesan tulisan.
Selanjutnya, internet yang makin cepat memungkinkan untuk mengirim
pesan selain tulisan yaitu gambar atau suara dengan menggunakan BBM,
WhatsApp, dan sebagainya.
Saat ini, bahkan melalui layanan pesan seperti itu, kita bisa melakukan telepon video dan mengirim video yang tentu saja membutuhkan koneksi internet yang lebih cepat.
Perkembangan teknologi chatting tersebut sebenarnya disebabkan oleh kecepatan koneksi internet yang terus bertambah.
Dari yang awalnya hanya 1G ke 2G, dan seterusnya hingga saat ini menuju ke koneksi internet 5G. Huruf G tersebut adalah singkatan dari “Generation” atau “Generasi” dalam bahasa Indonesia.
Setiap naik generasi, kecepatan koneksi internet naik sekitar 1000 kali lipat dari sebelumnya
Ya, setelah internet mulai bisa digunakan di ponsel, komunikasi berkembang dengan menggunakan Yahoo! Messenger dan MXiT yang biasanya dipakai hanya untuk berkirim pesan tulisan.
Saat ini, bahkan melalui layanan pesan seperti itu, kita bisa melakukan telepon video dan mengirim video yang tentu saja membutuhkan koneksi internet yang lebih cepat.
Perkembangan teknologi chatting tersebut sebenarnya disebabkan oleh kecepatan koneksi internet yang terus bertambah.
Dari yang awalnya hanya 1G ke 2G, dan seterusnya hingga saat ini menuju ke koneksi internet 5G. Huruf G tersebut adalah singkatan dari “Generation” atau “Generasi” dalam bahasa Indonesia.
Setiap naik generasi, kecepatan koneksi internet naik sekitar 1000 kali lipat dari sebelumnya
1. Koneksi 1G
Generasi pertama atau lebih dikenal 1G adalah koneksi yang hanya bisa digunakan untuk melakukan aktivitas sebatas telepon saja.
Koneksi 1G diperkenalan pada 1997 dengan kecepatan koneksi yang paling rendah di antara yang lainnya. Kita biasa mengenalnya dengan istilah koneksi GPRS.
Koneksi 1G diperkenalan pada 1997 dengan kecepatan koneksi yang paling rendah di antara yang lainnya. Kita biasa mengenalnya dengan istilah koneksi GPRS.
2. Koneksi 2G
Pada 1998, koneksi 2G diperkenalkan sebagai koneksi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan koneksi sebelumnya yaitu 1G.
Kecepatannya mencapai 100 kbps dan sudah bisa digunakan untuk mengirim pesan teks dan gambar Koneksi generasi kedua dikenal sebagai koneksi EDGE.
Kecepatannya mencapai 100 kbps dan sudah bisa digunakan untuk mengirim pesan teks dan gambar Koneksi generasi kedua dikenal sebagai koneksi EDGE.
3. Koneksi 3G
Koneksi
3G merupakan koneksi yang lebih cepat dibandingkan 2G dan diperkenalkan
pada 2001. Dengan koneksi ini, maka proses pengiriman gambar akan lebih
mudah untuk membuka media sosial jadi lebih cepat dengan koneksi 3G.
4. Koneksi 4G
Jika suka melakukan video call atau streaming video, tentu saja kamu telah menggunakan koneksi 4G. Penggunaan media penyimpanan digital atau cloud juga mulai populer sejak ada koneksi 4G. Koneksi generasi keempat ini mulai diperkenalkan sejak 2009.
5. Koneksi 5G
Menurut Chief Technology Officer (CTO) Ericsson Asia Pacific Magnus Ewerbring, teknologi 5G sampai saat ini masih dibahas standardisasinya, yang kemungkinan baru akan selesai pada tahun depan.
"Sementara untuk siap diluncurkan secara komersial, kami memerkirakan pada 2020," tutur Magnus saat demo perdana 5G di Jakarta, Senin (3/4/2017). Namun, ia menuturkan adopsi teknologi anyar ini juga tergantung pada kesiapan operator dan wilayah yang akan menggunakannya.
Menyoal kemungkinan layanan 5G hadir di Indonesia, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyerahkan hal tersebut kepada kesiapan operator. Pemerintah dalam hal ini hanya mendukung dari sisi regulasi.
"Kalau memang siap misalnya 2020, dua tahun sebelumnya kita siapkan regulasi untuk mengaturnya. Namun untuk mengimplementasikan 5G, keputusan memang tak hanya dari operator. Keputusannya juga bergantung pada pemilik dan pemegang saham," ujar pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut.
Ia juga menuturkan fungsi layanan 5G ini sebenarnya memang ditujukan untuk keperluan kota besar, terutama untuk manufaktur yang mengoperasikan sistem robotik atau otonomos. Alasannya, 5G membutuhkan frekuensi tinggi yang bisa didukung oleh Base Transceiver Station (BTS) yang berdekatan seperti di kota-kota besar.
Reporter: Heru Pranata
Sumber: Brilio.net
Komentar
Posting Komentar